Jumat, 09 Mei 2014

MAKALAH PATOLOGI TRAUMA



BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG

Transmisi energi pada trauma dapat menyebabkan kerusakan tulang, pembuluh darah dan organ termasuk fraktur, laserasi, kontusi, dan gangguan pada semua sistem organ, sehingga tubuh melakukan kompensasi akibat ada trauma bila kompensasi tubuh tersebutberlanjut tanpa dilakukan penanganan akan mengakibatkan kematian seseorang.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam penulisan makalah ini terdapat rumusan masalah, yaitu :
1.    Apakah trauma itu?
2.    Apa macam-macam penyakit trauma serta bagaimana proses penyakit trauma
3.    Bagaimana respon imun serta respon sel terhadap penyakit trauma dan komplikasinya

C. TUJUAN

Dalam penulisan makalah ini terdapat beberapa tujuan, yaitu :

1.    Menambah pengetahuan tentang penyakit trauma
2.    Menambah pengetahuan tentang macam-macam penyakit trauma serta bagaimana prosesny
3.    Untuk mengetahui respon imun, respon sel serta komplikasi terhadap trauma


BAB II
PEMBAHASAN

TRAUMA

A. PENGERTIAN TRAUMA
Trauma berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka. Kata tersebut digunakan untuk menggambarkan situasi akibat peristiwa yang dialami seseorang. Para Psikolog menyatakan trauma dalam istilah psikologi berarti suatu benturan atau suatu kejadian yang dialami seseorang dan meninggalkan bekas. Biasanya bersifat negative, dalam istilah psikologi disebut post-traumatic syndrome disorder.
Ada tiga ciri khas trauma yaitu :

  1.  Adanya luka.
  2. Pendarahan atau skar.
  3. Hambatan dalam fungsi organ.


B.MACAM-MACAM PENYAKIT TRAUMA
            Secara umum  trauma di bagi menjadi 3 yaitu :

  1. Trauma yang disebabkan oleh manusia (human-made). Contohnya : perkelahian,pemerkosaan,terorisme,penculikan,korupsi,demonstrasi,kekerasan rumah tangga,dll. Di dalam trauma ini setidaknya melibatkan dua orang yang satu menjadi korban,dan yang satu menjadi pelaku.
  2. Trauma yang disebabkan oleah alam (nature-caused). contohnya : gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dll. Tapi ada juga bencana alam yang diakibatkan oleh manusia itu sendiri, contohnya : banjir, tanah longsor.
  3. Trauma akibat penyakit. Contohnya : HIV, malaria, TBC, dll. yang mengalami trauma tidak hanya pasien, tetapi juga keluarga pasien tersebut.


Klasifikasi trauma berdasarkan sifat dan penyebab trauma :

  1. Trauma mekanik

a.    Trauma tumpul : trauma yang disebabkan oleh benda yang permukaannya tidak mampu mengiris. Dua variasi utama dalam trauma tumpul adalah :
-  Benda tumpul yang bergerak pada korban yang diam.
-  Korban yang bergerak pada benda tumpul yang diam.
Sifat luka akibat persentuhan dengan permukaan tumpul :
-.    Memar (kontusio, hematom).
-     Luka lecet, luka lecet di bagi menjadi dua, yaitu : luka lecet tekan dan luka lecet geser .
-     Luka robek.
-     Patah tulang .
b.   Trauma tajam : trauma yang disebabkan oleh benda yang permukaannya mampu untuk mengiris sehingga kontinuitas jaringan hilang. Sifat luka dalam trauma tajam yaitu :
-    luka iris.
-    luka tusuk.
-    luka bacok.
c.    Senjata api.
2.  Trauma fisika
a. Suhu (panas atau dingin)
       -    Padat
       -    cair
b. Listrik atau petir
       -    AC
       -    DC
3. Trauma Kimia
a. Asam kuat
b. Basa kuat

C. PROSES PENYAKIT TRAUMA
            Transmisi energi pada trauma dapat menyebabkan kerusakan tulang, pembuluh darah dan organ termasuk fraktur, laserasi, kontusi, dan gangguan pada semua sistem organ,sehingga tubuh melakukan kompensasi akibat ada trauma bila kompensasi tubuh tersebut berlanjut tanpa dilakukan penanganan akan mengakibatkan kematian seseorang.

1. Trauma mekanik
a. Trauma tumpul,akibat luka :
·   Luka memar → diskontinuitas pembuluh darah dan jaringan di bawah kulit tanpa rusaknya jaringan kulit.
·   Teraba menonjol → pengumpulan darah dijaringan pembuluh darah rusak.
·   Bentuk luka → menyerupai benda yang mengenai.
·   Luka lecet → terjadi pada epidermis – gesekan dengan benda yang permukaannya kasar.
·   Luka lecet tekan : arah kekerasan tegak lurus pada permukaan tubuh, epidermis yang tertekan melesak kedalam.
·   Luka lecet geser → arah kekerasan miring membentuk sudut, epidermis terdorong dan terkumpul pada tempat akhir gerak benda tersebut.
·   Luka lecet regang → diskontinuitas epidermis akibat peregangan yang letaknya sesuai dengan garis kulit.
·   Luka robek → terjadi pada epidermis jaringan dibawahnya akibat kekerasan yang mengenainya melebihi elastisitas kulit jaringan.
b.    Trauma tajam, akibat luka :
·         Luka iris → dalam luka lebih kecil dari pada panjang irisan luka.
·         Luka tusuk → dalam luka lebih besar atau lebih dalam dari pada panjang luka.
·         Luka bacok → dalam luka kurang lebih sama dengan panjang luka.

c.    Senjata api
·         Kulit disekitar luka terbakar atau hitam karena asap.
·         Rambut disekitar luka hangus.
·         Pakaian yang menutupi luka hangus terbakar.
·         Warna hitam dan kelim tato lebih luar disekitar luka.
2. Trauma fisika
a.    Suhu panas (luka bakar)
·         Eritem dengan ciri – ciri epidermis intak, kemereahan, sembuh tanpa meninggalkan sikatriks.
·         Vesikel, bulla dan bleps dengan albumin atau NaCl tinggi.
·         Necrosis coagulativa dengan ciri- ciri warna coklat gelap hitam dan sembuh dengan meninggalkan sikatriks (litteken).
·         Karbonisasi (sudah menjadi arang).
b.    Trauma dingin (hipotermia dan frostbiteHipotermia)
·         Kulit pucat akibat vasokonstriksi kemerahan akibat vasodilatasi karena paralisis vasomotor center.
·         Kulit berubah menjadi merah kehitaman, membengkak (skin blister), gatal dan nyeri. Kemudian timbul gangren superfisial yang irreversibel.
3. Trauma kimia
a.    Asam kuat → mengkoagulasikan protein → luka korosif yang kering, kertas seperti kertas permanen.
b.    Basa kuat → membentuk reaksi penyabunan → luka basah, licin → kerusakan sampai kedalam.

D. RESPON SEL, JARINGAN, ORGAN TERHADAP PENYAKIT TRAUMA
1.      Aktivasi sistem saraf simpatik menyebabkan peningkatantekanan artera dan vena, bronkhodilatasi, takikardia,takipneu,capillary shunting ,dan diaforesis.
2.peningkatanheart rate Cardiac output sebanding dengan stroke volume dikalikan heart rate. Jika stroke volume menurun, heart rate meningkat.
3.   Peningkatan frekuensi napas. Saat inspirasi, tekanan intrathoracik negatif. Aksi pompa thorak ini membawa darah ke dada dan pre-loads ventrikel kanan untuk menjaga cardiac output.
4.   Menurunnya urin output. Hormon anti-diuretik dan aldosteron dieksresikan untuk menjaga cairan vaskular. Penurunan angka filtrasi glomerulus menyebabkan respon ini.
5.   Berkurangnya tekanan nadi menunjukkan turunnya cardiac output (sistolik) dan peningkatan vasokonstriksi (diastolik). Tekanan nadi normal adalah 35-40 mmHg
6.   Capillary shunting dan pengisian trans kapiler dapat menyebabkan dingin, kulit pucat dan mulut kering. Capillary refill mungkin melambat.
7.  perubahan status mental dan kesadaran disebabkan oleh perfusi ke otak yang menurun atau mungkin secara langsung disebabkan oleh trauma kepala.

E. RESPON IMUN TERHADAP TERJADINYA PENYAKIT TRAUMA
Bagaimanapun masih ada perbedaan gender dalam hal respons imun dan hasil akhir perjalanan klinis pemberian immunonutrition, khususnya pada pasien yang mendapat trauma. Respon metabolik terhadap stres, trauma dan sepsis berhubungan erat dengan perubahan imunologis dalam tubuh. Konsekuensi hal ini adalah dibutuhkannya dukungan nutrisi untuk memperbaiki mekanisme pertahanan tubuh dan menurunkan morbiditas. Namun hanya sedikit pengaruh dukungan nutrisi tradisional pada fungsi imun. Sistem imun juga dipengaruhi oleh lipid dalam diet yang merupakan prekursor eikosanoid, prostaglandin dan leukotrin, sementara sintesis eikosanoid dimodifikasi oleh golongan antioksidan seperti vitamin E dan vitamin C, mineral Se dan Cu. Defisiensi Zn juga berhubungan dengan kegagalan fungsi sel-T.
Pada hewan percobaan yang diberikan Zn dalam jumlah sub-optimal memperlihatkan atrofia dari timus, penurunan jumlah lekosit dalam mediator antibodi dan respons hipersensitivitas tipe lambat. Tindakan hiperalimentasi sendiri gagal mengantisipasi berkurangnya massa otot serta imbangan nitrogen negatip selama kondisi kritis disebabkan perbedaan respons metabolik terhadap starvasi, stres, trauma dan sepsis. Aktivitas regional seperti alur nutrien, pemecahan molekul besar menjadi lebih kecil untuk memudahkan penyerapan, absorbsi protein, vitamin, trace element, air, penyimpanan sisa pencernaan, adalah hal-hal yang mempengaruhi respons imun selular dalam beberapa tingkatan. Pada kondisi klinis lain dapat ditemukan sindrom yang kompleks dari kakeksia malignansi sebagai kontributor utama morbiditas dan mortalitas pasien dengan keganasan lanjut. Faktor-faktor yang berperan termasuk perubahan metabolik yang menghasilkan hipermetabolisme dan anoreksia sehingga menurunkan asupan makanan; dalam hal mana suplemen oral gagal menaikkan berat badan bila gangguan metabolisme tidak dikoreksi.

F. KOMPLIKASI PENYAKIT TRAUMA
            Penyakit mungkin sekali mempunyai efek yang diperpanjang, sekunder atau jauh. Misalnya penyebaran organisme penyakit trauma dari tempat asal masuknya kuman, pada tempat itu terjadi rangsangan reaksi radang, yang menyebar ketempat lain dari tubuh manusia, dimana reaksi yang serupa akan terjadi.

  A. Komplikasi penyakit trauma tumpul, tajam, dan tembak (trauma abdomen)

·         Perforasi
Gejala perangsangan peritonium yang terjadi dapat disebabkan oleh zat kimia atau mikroorganisme. Bila perforasi terjadi di bagian atas, misalnya lambung, maka terjadi perangsangan oleh zat kimia segera sesudah trauma atau timbul gejala peritonitis hebat. Bila perforasi terjadi dibagian bawah seperti kolon, mula-mula timbul gejala karena mikroorganisme membutuhkan waktu untuk berkembang biak, baru setelah 24 jam timbul gejala-gejala akut abdomen karena perangsangan peritoneum. Mengingat kolon tempat bakteri dan hasil akhirnya adalah feses, maka jika kolon terluka dan mengalami perforasi perlu segera dilakukan pembedahan. Jika tidak segera dilakukan pembedahan, peritonium akan terkontaminasi oleh bakteri dan feses. Hal ini dapat menimbulkan peritonitis yang berakibat lebih berat.
·         Perdarahan
Setiap trauma abdomen (trauma tumpul, trauma tajam, dan tembak) dapat menimbulkan perdarahan. Yang paling banyak terkena robekan pada trauma adalah alat-alat parenkim, mesenterium, dan ligamenta. Diagnostik perdarahan pada trauma tumpul lebih sulit dibandingkan dengan trauma tajam,lebih-lebih pada taraf permulaan.
B. Komplikasi trauma fisika
Komplikasi akibat trauma panas (luka bakar)
·         Shock
·         Infeksi
·         Ketidak seimbangan elektrolit (inbalance elektrolit)
·         Masalah distres pernapasan
Komplikasi akibat trauma dingin (hipotermia dan frostbiteHipotermia)
·         Stadium perangsangan (hipotermia ringan, 32-35 drajat Celcius) : terjadi tremor otot maksimal, akibatnya kecepatan metabolisme basal sangat meningkat, semua sumber glukosa dipakai, penggunaan O2 meningkat sampai 6 kalinya. Peningkatan tekanan darah, menimbulkan nyeri.
·         Stadium kelelahan (hipotermia sedang, 28-32 drajat Celcius) : sumber glukosa tidak ada lagi, terjadi bradikardia, aritmia dan depresi pernapasan.
·         Stadium paralysis (hipotermia berat, di bawah 28 drajat Celcius) : koma, refleks pupil hilang (tetapi tidak ada tanda kematian otak), diikuti ventrikel, asistol, dan apnea. Semakin rendah penurunan suhu yang terjadi sampai aliran darah ke otak terhenti, maka semakin lama otak bisa menoleransi terhentinya sirkulasi (30drajat C:10-15 menit, 18drajatC:60-90 menit).
C. Komplikasi trauma kimia
Komplikas trauma kimia asam kuat dan basa kuat sering terjadi pada trauma mata. Diantara komplikasinya yaitu :
·         Kehilangan penglihatan
·         Glaukoma
·         Katarak
·         Ulkus/perforasi kornea
·         Sikatrik kornea
·         Retinal detachment
·         Konjungtiva, dan
·         Palpebra

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
                   Trauma yang berarti luka yang menggambarkan situasi akibat peristiwa yang di alami seseorang baik melalui benturan atau kejadian yang meninggalkan bekas bisa terjadi akibat :
1.    Manusia. Contohnya : perkelahian, pemerkosaan, terorisme, penculikan, kekerasan rumah tangga dll.
2.    Alam. Contohnya : genpa bumi, tsunami, gunung meletus dll.
3.    Penyakit . contohnya : HIV, malaria, TBC dll.

Klasifikasi trauma berdasarkan sifat dan penyebeb trauma  :
1.    Trauma mekanik
a.    Trauma tumpul
b.    Trauma tajam
c.    Senjata api
2.    Trauma fisika
a.    Suhu
b.    Listrik atau petir
3.    Trauma kimia
a.    Asam kuat
b.    Basa kuat











DAFTAR PUSTAKA

Bengmark S. Ecoimmunonutrition: A challenge for the third millenium. Nutrition 1998; 14;   563-72.